JUN
01
Rieke Diah Pitaloka dinobatkan sebagai Duta Arsip
Senin, 01 Juni 2015
Dilihat: 15
Jakarta (ANTARA News) - Politisi PDI Perjuangan Rieke Diah Pitaloka dinobatkan sebagai Duta Arsip dalam seminar internasional yang digelar Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) di Jakarta, Selasa.
Dalam kesempatan itu Rieke menyatakan harapannya agar arsip Konferensi Asia Afrika dan Konferensi Gerakan Non-Blok menjadi perhatian kalangan internasional.
"Kami ingin ada perhatian kalangan internasional terhadap arsip KAA dan Gerakan Non-Blok. Kedua konferensi itu menjadi hal penting dalam situasi politik hubungan internasional," ujar Rieke di sela-sela kegiatan seminar internasional ANRI, di Jakarta, Selasa.
Rieke mengatakan tidak mudah menyandang peran sebagai Duta Arsip, karena menuntut perhatian khusus dalam merawat dan melindungi arsip-arsip nasional.
Meskipun demikian Rieke berjanji akan menjalankan tugasnya sebagai Duta Arsip dengan baik, termasuk mendukung pengajuan dokumentasi Konferensi Asia-Afrika dan Gerakan Non-Blok sebagai arsip dunia dalam Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).
"Arsip itu merupakan harta karun. Saya akan mencoba memperjuangkan arsip KAA dan Gerakan Non Blok untuk diterima di UNESCO," kata Rieke.
Selain Rieke, ANRI turut menunjuk putra Presiden kelima Megawati Soekarnoputri, Muhammad Prananda Prabowo sebagai Duta Arsip, karena memiliki keseriusan dalam menjaga arsip nasional, khususnya yang berkaitan dengan dokumentasi Presiden pertama RI Soekarno.
Kepala ANRI Mustari Irawan mengatakan penunjukkan Rieke dan Prananda Prabowo sebagai Duta Arsip pertama, seiring dengan peringatan Hari Kearsipan ke-44.
Mustari menyampaikan arsip KAA dan Gerakan Non-Blok memang perlu dimasukkan dalam UNESCO sebagai Memory of World. Persiapan pengusulan arsip KAA untuk masuk dalam UNESCO menurutnya telah dilakukan sejak 2012.
Dalam kesempatan itu Rieke menyatakan harapannya agar arsip Konferensi Asia Afrika dan Konferensi Gerakan Non-Blok menjadi perhatian kalangan internasional.
"Kami ingin ada perhatian kalangan internasional terhadap arsip KAA dan Gerakan Non-Blok. Kedua konferensi itu menjadi hal penting dalam situasi politik hubungan internasional," ujar Rieke di sela-sela kegiatan seminar internasional ANRI, di Jakarta, Selasa.
Rieke mengatakan tidak mudah menyandang peran sebagai Duta Arsip, karena menuntut perhatian khusus dalam merawat dan melindungi arsip-arsip nasional.
Meskipun demikian Rieke berjanji akan menjalankan tugasnya sebagai Duta Arsip dengan baik, termasuk mendukung pengajuan dokumentasi Konferensi Asia-Afrika dan Gerakan Non-Blok sebagai arsip dunia dalam Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).
"Arsip itu merupakan harta karun. Saya akan mencoba memperjuangkan arsip KAA dan Gerakan Non Blok untuk diterima di UNESCO," kata Rieke.
Selain Rieke, ANRI turut menunjuk putra Presiden kelima Megawati Soekarnoputri, Muhammad Prananda Prabowo sebagai Duta Arsip, karena memiliki keseriusan dalam menjaga arsip nasional, khususnya yang berkaitan dengan dokumentasi Presiden pertama RI Soekarno.
Kepala ANRI Mustari Irawan mengatakan penunjukkan Rieke dan Prananda Prabowo sebagai Duta Arsip pertama, seiring dengan peringatan Hari Kearsipan ke-44.
Mustari menyampaikan arsip KAA dan Gerakan Non-Blok memang perlu dimasukkan dalam UNESCO sebagai Memory of World. Persiapan pengusulan arsip KAA untuk masuk dalam UNESCO menurutnya telah dilakukan sejak 2012.
Editor: Desy Saputra
COPYRIGHT © ANTARA 2015
Sumber : antaranews.com