OKT
06
Fadli Zon ingin bangun perpustakaan saingan Amerika di DPR
Senin, 06 Oktober 2014
Dilihat: 10
Merdeka.com - Wakil Ketua DPR, Fadli Zon mengungkap beberapa usulan terkait peningkatan kualitas lembaga konstitusi, DPR. Salah satu yang diusulkan adalah peningkatan kualitas dan kuantitas Perpustakaan Parlemen.
Fadli mengatakan, dirinya akan mengusulkan pembangunan gedung Perpustakaan DPR. "Kalau saya sebagai anggota baru di DPR, usul saya pribadi sebagai anggota, pertama DPR ini perlu gedung perpus yang bagus," tutur Fadli di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (3/10).
Nantinya, lanjut Fadli, semua aturan perundang-undangan, risalah dan buku-buku dan riwayat dari pengambilan keputusan di Parlemen, mulai dari awal pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia, akan terpusat di gedung tersebut.
"Sehingga ini menjadi studi bagi tenaga ahli, bagi anggota DPR sendiri, bagi mahasiswa atau apa dan mengurangi jumlah kunjungan untuk studi banding. Sehingga kita berkualitas. Produk dari perundang-undangan kita berkualitas," tutur Fadli.
Usulan Fadli tersebut berkaca dari Library of Congress di Amerika Serikat yang merupakan perpustakaan parlemen terbesar di dunia. Fadli menginginkan gedung perpustakaan Parlemen nantinya menjadi yang terbesar di Asia.
"Kita harus punya gedung perpustakaan parlemen kalau bisa yang terbesar di Asia karena kita ini negara keempat terbesar di dunia. Oleh karena itu nanti perdebatannya juga lebih substansial, tidak teknis. Arsip juga terdokumentasi dengan baik," jelas Fadli.
Selain gedung perpustakaan terbesar di Asia, Fadli juga mengusulkan adanya sudut khusus bagi para demonstran. Hal ini berkaca pada parlemen Inggris yang menyediakan sudut khusus untuk para demonstran.
"Mungkin perlu ada speakers corner bagi orang yang mau demonstrasi sehingga mereka punya satu sudut seperti di Inggris itu ada speakers corner dan disiapkan memang, untuk orang berdemonstrasi di wilayahnya," tutur Fadli.
Terkait dengan usulan mobil dinas bagi para anggota dewan, Fadli menilai tergatung kebutuhan dan alokasi anggaran. "Saya belum tahu ada anggarannya atau tidak. Tapi tergantung urgensinya ada atau tidak," tutup Fadli.